* Laporan: Wardi Saputra – Inspiratif.co.id
TUBABA — Proses pembangunan sumur dalam terlindungi pada Program Penyedia Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) Tahun 2021 yang diduga milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) yang berada di Kecamatan Way kenanga disinyalir bermasalah hingga dikeluhkan pekerja proyek itu sendiri. Rabu-11-Agustus-2021.
Ironisnya, Dua proyek pembangunan sumur dalam terlindungi di Tiyuh (Desa) Mercu buana itu tidak menyertakan papan nama kegiatan sejak dimulainya pekerjaan tersebut dan tidak satupun melibatkan pekerja dari warga sekitar.
“Dari awal kami mulai bekerja disini memang tidak ada mas kalau plang/papan nama proyek, yang ada hanya prasasti itu saja dan Pak RN (anggota legislatif Kabupaten Tubaba) sering ngecek pekerjaan ini,” Ucap para pekerja di proyek tersebut kepada tim media.
Bukan hanya itu saja, mirisnya lagi pada pembangunan sumur dalam terlindungi di Tiyuh Agung jaya 167 SR yang dikerjakan CV. Lembak Indah dengan Nomor Kontrak :600/09/KONTRAK/PU/TUBABA/III/2021 nilai sekitar 700 jutaan rupiah lebih justru mendapat keluhan dari para pekerja proyek itu sendiri, yang menilai pihak kontraktor terkesan asal-asalan dalam memberikan material.
“Sering bener peralatan ini kurang dan salah-salah mas, bayangkan saja untuk menyambung pipa sebanyak ini hanya diberikan lem satu kaleng saja dan harus cukup. Parahnya lagi saat pemasangan pipa ini ukuran penyambung pipa dengan pipanya tidak sama ukurannya, saat kami sampaikan malah diperintahkan untuk dibakar semua ujungnya agar bisa masuk di shoknya atau (penyambung pipa tersebut) dan itu sudah dari awal sampai sekarang seperti itu semua, soalnya dari kontraktornya tidak mau ganti katanya pakai saja dan suruh atur yang ada,” Beber Broto bersama sejumlah pekerja yang lain saat dijumpai di lokasi pemasangan pipa pada Selasa, 11-Agustus-2021.
Menurut hemat mereka, terkait kwalitas ketahanan sambungan pipa yang tidak sesuai dengan standar dikhawatirkan tidak akan bertahan lama.
“Kami juga sebenernya khawatir untuk ketahanan sambungan pipa ini, soalnya ini nantinya untuk tekanan air, mungkin untuk 1-2 hari atau 1-2 bulan masih tahan, tapi untuk jangka waktu lama saya tidak bisa menjamin, dan sudah pasti rawan bocor karena seluruh proses penyambungannya ini dibakar dulu, tapi mau gimana lagi soalnya ini arahan dari mereka,” keluh mereka.
Sayangnya hingga berita ini dibuat pihak kontraktor sebagai rekanan dari Dinas PUPR ataupun pihak terkait lainnya belum berhasil ditemui untuk dimintai keterangan terkait sejumlah insiden tersebut. (*)