*Rilis Humas Darmajaya
(Inspiratif.co.id) – BANDARLAMPUNG – Program Studi (Prodi) Akuntansi Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar ‘Skripsi Caoching’ kepada mahasiswa semester akhir melalui ruang pertemuan zoom Sabtu, 16-Oktober-2021.
Adapun sebagai narasumber Ketua Prodi Akuntansi Toni Nurhadianto, S.E., M.Sc. dan Delli Maria, S.E., M.Sc. Kegiatan Skripsi Coaching diikuti ratusan mahasiswa yang sedang mengambil mata kuliah skripsi dalam studinya.
Toni Nurhadianto mengatakan Skrpisi Coaching akan digelar empat kali pertemuan dengan pembicara yang berbeda-beda. “Kegiatan ini dilakukan agar mahasiswa mampu menyusun skripsi dengan baik dari tahapan awal hingga akhir,” ungkapnya.
Menurutnya, ketika menyusun skripsi harus terdapan landasan dalam mengangkat sebuah penelitian. “Harus ada landasan kenapa kalian melakukan penelitian. Judul skripsi tidak boleh datang secara tiba-tiba tetapi setelah kalian membaca banyak judul dan banyak jurnal,” ujarnya.
Toni biasa dia disapa juga menyampaikan time schedule dalam pengajuan proposal penelitian skripsi hingga pelaksanaan seminar dan sidang akhir. “Tahapannya ketika kalian sudah mengikuti skripsi coaching ini, nanti sudah dapat bimbingan dengan dua dosen dari Prodi,” ucapnya.
Penelitian dilakukan, lanjut dia, untuk menyelesaikan masalah. “Penelitian juga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Untuk memulai sebuah penelitian dapat mengambil topik yang Anda sukai,” imbuhnya.
Toni menerangkan penelitian juga harus jelas tujuannya. “Penelitian yang dilakukan juga harus memiliki manfaat,” tuturnya.
Sementara, Delli Maria mengatakan dalam melakukan penelitian harus mengangkat sebuah masalah. “Penelitian itu mencari masalah. Salah satu penelitian yang baik itu penelitian yang dapat dilakukan kembali,” ungkapnya.
Masalah dari penelitian itu, lanjut dia, yang Anda duga dari awal dan tahu solusinya. “Research gap adalah celah penelitian. Kalau skripsi yang bagus biasanya ada celahnya untuk dapat dilakukan penelitian lanjutan,” ujarnya.
Delli biasa dia disapa juga menerangkan bagaimana cara menemukan research gap. Pertama, mengidentifikasi fakta terkait masalah yang ada. Kemudian dengan mengamati sebuah fenomena.
“Setelah dilakukan identifikasi dan terdapat fenomena dilanjutkan dengan memahami teori yang relevan. Apakah terdapat sebuah kesenjangan? Kesenjangan teori (teoretis) dan kesenjangan fakta (empiris),” bebernya.
Delli juga mengingatkan untuk mahasiswa dapat membaca literatur jurnal dari perguruan tinggi ternama ataupun mahasiswa sebelumnya. “Referensi penelitian dapat terbuka dan menjadi kerangka berpikir dengan memperbanyak membaca,” pungkasnya. (**)