(Inspiratif.co.id) — SLAWI — Kegiatan NGOPI (Ngobrol Inspiratif) dengan tema ‘Bagaimana Mempertahankan Seni Wayang yang Kurang Diminati Para Penerus Budaya’ Jum’at, 05-Maret-2022. Akan dikemanakan seni wayang yang sudah berabad-abad lebih ada, hal ini menjadi salah pertanyaan yang timbul dalam diskusi melihat perkembangan era digital yang terlalu cepat, juga semakin maju.
Menurut narasumber dan juga dalang di Kabupaten Tegal. Ki Carito mengemukakan, agar anak muda bisa mencintai seni wayang dan mengekspos ke Medsos (Media Sosial) dengan harapan bisa mempertahankan dan mempublikasikan budaya baik tingkat nasional maupun internasional.

“Agar tahu bahwa kwalitas seni budaya wayang kita sudah sangat go internasional, kita hidup di daerah tingkat kabupaten tentunya pemerintah merespon dan merangkul seni wayang agar tidak punah. Akan dikemanakan kalau pemerintah hanya diam soal ini mungkin daerah lain lebih mumpuni kenapa kita tidak begitu,” tuturnya.
Demikian pula Ki Haryo Entus Susmono mengekspresikan “Budaya seni wayang supaya tidak punah diadakan kegiatan seringnya pentas di even-even pemerintahan atau even lain, ini sebagian langkah agar bisa mencintai budaya,” jelasnya di hadapan yang hadir.
Seni budaya wayang di tanah air muncul sekitar tahun 1500 atau lebih kurang sudah 500 tahunan di nusantara sebagai alat komunikasi para tokoh masyarakat dan tokoh budaya jaman dahulu, contoh di zaman para wali sebagai penarik untuk mensyiarkan agama, di samping sebagai kesenian di masyarakat zaman itu.” jelas KRT Rosa Mulya Aji, S.T.,M.T. pemerhati budaya Kabupaten Tegal.
Dengan vokal juga ia ingin pemerintah daerah agar lebih serius terhadap budaya seni wayang, “Di ibaratkan contoh Wayang Lupit dan Slenteng sudah dikenal tingkat nasional dan contoh wayang lainya adalah karya putra daerah yang perlu pembinaan lebih maksimal,” tambahnya.
Pertahankan budaya jati diri kita, sebagai bagian kekayaan kita wayang adalah seni turun temurun dan kita wajib jaga kelestariannya di Bumi Pertiwi ini, tidak mungkin hilang bahkan akan muncul wayang-wayang bentuk lain.
Pangsa pasar harus kita perhatikan bagaimana sikap pemerintah punya terobosan melalui tokoh budaya dan tokoh kesenian lebih mengedepankan seni wayang kita bisa di disuguhkan di hadapan publik dengan nyata.
Dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tegal yang disampaikan oleh Wahyu, dari bidang kebudayaan, ia prihatin dengan rumor negatif tentang wayang, “Itu budaya asli kita kenapa kita yang memusuhinya, jangan mudah di propaganda yang merusak jati diri kita. Itulah kekayaan kita warisan leluhur, tidak boleh kita diam. Wayang tetap wayang,” ungkapnya.
Harapan kita adalah binaan dari pemerintah daerah soal seni budaya wayang lebih ditingkatkan dan tidak terpengaruh dari oknum yang akan merusak karya putra daerah dan para seniman kita karena semua merupakan kekayaan budaya yang tak terhingga nilainya. (*)