(inspiratif.co.id) – LAMPUNG UTARA – Pemerintah Kabupaten Lampung Utara, diketahui mendapat alokasi bantuan 40.000 bibit tanaman lada bersertifikasi dari Pusat Penelitian Pengembangan Perkebunan (Puslitbangbun), Badan Penelitian Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbang Kementan) RI.
Bibit tanaman lada itu diambil dari kebun percontohan Puslitbangbun Tanaman Rempah dan Obat yang terdapat di Desa Cahaya Negeri, Kecamatan Abung Barat. Diserahkan DR. Ir. Gusmaini, M.Si. perwakilan Puslitbangbun dan diterima Bupati Lampura Hi. Budi Utomo di Desa Pekurun Udik, Kecamatan Abung Pekurun, Kamis 24-Maret-2022.
Gusmaini dalam sambutannya mengatakan, minimnya minat petani untuk bertanam lada menjadi menjadi salah satu kendala dalam upaya mengembalikan kejayaan Lampung sebagai penghasil lada.
”Kita ketahui untuk penghasil lada di Indonesia berasal dari Bangka Belitung (Babel) lada putih, lada hitam berasal dari Provinsi Lampung. Lada juga dihasilkan sejumlah provinsi lain di Indonesia seperti Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan. Bahkan untuk di Lampung, lanjut dia ada lagunya yakni Tanoh Lado” ujarnya.
Keberadaan tanaman lada saat ini sudah mulai menurun, bahkan sejumlah daerah sudah berganti dengan tanaman komoditas lainnya. Jika ini terus terjadi, maka Lampung sebagai penghasil lada terbesar di Indonesia akan tinggal nama.
Karenanya, Kementan RI melalui Balitbang Pusbalitbangbun mengalokasikan 40.000 bibit tanaman lada bersertifikasi dialokasikan bagi para petani tanaman lada di Lampura
”Kita berharap, benih/bibit lada ini dapat bermanfaat bagi para petani. Kita juga (Pusbalibangbun, Red) siap menjalin kerjasama berkelanjutan dengan pemerintah setempat (Pemkab Lampura). Kita akan senantiasa siap mendampingi” katanya.
Sementara Bupati Budi Utomo mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi atas bantuan bibit tanaman lada yang disampaikan pemerintah pusat melalui Pusbalitbangbun Balitbang Kementan RI. Itu semua akan menjadi penyemangat sebagai komitmen untuk pengembangan tanaman lada di Lampura.
Dikatakan, adapun kendala dalam pengembangan tanaman lada itu masih terkendala oleh sulitnya perolehan lahan, penyakit yang ditimbulkan, dan rendahnya harga jual lada.
“Di Lampung Utara terdapat 1.163 hektar lahan perkebunan lada dengan dikelola 6764 Kepala Keluarga (KK). Untuk itu, kita akan merevitaslisasi tanaman lada yang ada,” katanya.
Dia menyebut, untuk komitmen pengembangan tanaman lada di Lampura, pihaknya telah menyiapkan 14 kecamatan untuk pengembangan produktivitas komoditas tersebut.
“Kita sudah siapkan 14 kecamatan, untuk menerima bantuan–bantuan bibit lada ke depan. Karena kita ingin tanaman lada jaya kembali sebagai mana simbol daerah Kabupaten Lampung Utara,” katanya.
Terkait dengan banyaknya lahan perkebunan lada yang beralih fungsi ke perkebunan komoditas lain seperti karet dan singkong, Budi mengatakan, pihaknya akan mengerahkan penyuluh pertanian perkebunan untuk memotivasi dan mengedukasi masyarakat tani, agar kembali ke tanaman lada.
“Kita berharap masih adanya tambahan bantuan bibit tanaman lada, dan pendampingan (petani lada, Red) dari Kementerian Pertanian,” katanya seraya menyebut 40.000 bibit itu akan dialokasikan untuk Kecamatan Abung Pekurun, Abung Barat dan Bukitkemuning.
Ditanya soal harga jual lada yang terus merosot, bupati mengatakan, jika itu mekanisme pasar secara nasional, terlebih lada hitam merupakan komoditas eksport.
”Kita hanya bisa berharap harga jual lada ini dapat normal, sehingga para petani lada kita dapat sejahtera,” pungkasnya. (adv)