Politisi Wanita Asal PKS Ini, Ajak Semua Pihak Kerjasama Turunkan Stunting di Bandarlampung

oleh -460 views

(Inspiratif.co.id)BANDARLAMPUNG – Anggota DPRD Bandar Lampung Yuni Karnelis mengajak semua pihak saling bekerjasama menurunkan angka stunting di Bandar Lampung. Hal ini dikemukakan saat mewakili DPRD Kota Bandar Lampung di Rembuk Stunting Aksi ke-3 Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Kota Bandar Lampung Tahun 2022.

Menurut Yuni, berdasarkan data yang diperoleh dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, angka stunting di Lampung berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 sebesar 18,5 persen mengalami penurunan yang cukup signifikan dibanding tahun 2019 yang sebesar 26,26 persen.

Sedangkan data Angka Stunting di Bandar Lampung juga menunjukkan adanya progres penurunan prevalensi stunting menjadi 19,4 persen. Angka itu mengalami penurunan signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai 36,1 persen. Tren penurunan tersebut sejalan dengan target penurunan stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Angka prevalensi itu sudah berada di bawah batas toleransi stunting WHO, yakni 20%. Namun, jumlah itu masih belum mencapai target yang diberikan pemerintah pusat sebesar 14%.

Untuk itu, Yuni yang juga anggota Komisi IV DPRD Bandar Lampung mendukung agar angka stunting di Bandar Lampung terus diturunkan melalui program yang saat ini telah berjalan, yaitu melalui intervensi spesifik. Intervensi itu dilakukan terus-menerus selama 2021 melalui puskesmas hingga posyandu.

“Program ini harus tetap didukung untuk menekan angka stunting di Kota Bandar Lampung. Tahun ini program tetap berjalan. Bentuk intervensi dilakukan dengan memberikan makanan, vitamin, hingga obat-obatan kepada masyarakat, khususnya kalangan ekonomi menengah ke bawah. Selain itu pihaknya juga melakukan sosialisasi gizi, pentingnya ASI, serta melakukan pemantauan dan evaluasi,” kata Yuni, Senin 01-Agustus-2022.

Sebagai informasi, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak. (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *